Kisah Inspiratif Gadis Penderita Gagal Ginjal Kronis
kisah inspiratif kehidupan nyata - BUKU berjudul Wanita Cahaya karya Lien Auliya Rachmach ini layak jadikan bacaan harus untuk pasien bersihkan darah dan pasien penyakit kritis beda.
Penulis yang telah melakukan hidup jadi pasien bersihkan darah selama sepuluh th. ini memberi ide pada pembaca, terlebih yang tengah alami penyakit sama, untuk tetaplah tingkatkan kwalitas hidup walau dalam kondisi tidak sehat. Senantiasa hidup dalam kondisi sehat adalah hasrat setiap orang, tetapi seringkali Tuhan malah menimpakan sakit pada hamba-Nya.
Tidak beberapa orang yang dapat tetaplah berfikir positif saat sakit, umumnya orang berburuk kira pada Tuhan. Sakit memang ujian cinta dari Tuhan. Bersabar yaitu cara membuktikannya. Saat sakit menimpa, Lien tetaplah menyukai Rabb -nya walau itu bukanlah bermakna Lien tidak sempat alami putus harapan.
Usianya 25 th. saat vonis dokter menyeretnya teratur ke rumah sakit 2 x dalam satu minggu untuk melakukan bersihkan darah seumur hidup. Lien memiliki mimpi-mimpi indah pada umur itu : jadi pribadi salehah, pekerjaan yang barokah, dan pasti pernikahan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah seperti yang diimpikan orang seusianya, tetapi penyakit tidak berhasil ginjal fase lima yang divoniskan padanya membuatnya beralih.
Lien jadi pemurung, lusuh, tergantung pada seorang beda, dan mengubur mimpimimpinya. Ginjal adalah salah satu organ vital pada badan yang memiliki peranan demikian kompleks. Kegagalan peranan ginjal buat badan Lien tidak dapat menggerakkan fungsi-fungsi vitalnya. Itu mengakibatkan Lien alami beragam komplikasi. Bengkak jantung, infeksi lambung, paru-paru dan jantung terendam air, juga hepatitis C.
Rambut rontok, kulit pucat pasi, legam, kering, dan bersisik jadi ciri khas bentuk fisik Lien. Jantung berdebar, sesak napas, mual, muntah, diare, pegal linu, gatal letih, dan lesu jadi kebiasaan yang dirasa Lien. Psikisnya mulai terganggu, bahkan juga rohaniahnya. Lien jadi mudah geram, cepat tersinggung, mudah berprasangka buruk, sering menangis, berhenti mengharapkan, dan tidak ingin berdoa karena berasumsi Tuhan berlaku tidak adil padanya. Lien rasakan hampa.
Setahun Lien berada di zone mengasihani sendiri. Hidup hanya menunggu kematian. Baru pada th. ke-2 jadi pasien bersihkan darah, saat suatu malam didalam tidurnya Lien mendengar tangisan mimihnya (baca : ibu) mengadu pada Tuhan, memohon kesembuhan Lien, Lien mengerti tarbiah Tuhan. Lien mengambil keputusan untuk melakukan hidup dengan positif, jadi pembelajar di sekolah kehidupan.
Lien temukan rahasia bertahan dan berupaya keluar dari desakan dan ingin membagikannya pada pembaca. Pertama, terima apapun ketetapan Tuhan. Lien yakin, Tuhan senantiasa miliki gagasan baik dibalik takdir-Nya dan Lien selalu mencari hikmah itu. “Jika saat ini saya di tanya apa motivasiku bertahan sampai sembilan th. kemudian (baca : divonis tidak berhasil ginjal fase lima), salah satu jawabannya yaitu mencari alasan kenapa Allah masih tetap memberi peluang hidup kepadaku” (hal 25).
Kedua cerita inspiratif kehidupan, pertahankan fikiran positif dan selalu berkarya. Saat ada waktu senggang, terlebih untuk pasien penyakit kritis, depresi sering keluar, saat itu juga hati susah bersukur. Setiap saat ketidakbersyukuran datang, Lien bersegera menyibukkan diri. Lien melakukan banyak aktivitas selama melakukan hari-hari bersihkan darah. Lien menulis buku statistik, bekerja pada kantor konsultan psikologi, jadi agen MLM, sampai jadi ibu kos. Lien juga berkarya. Buku ini salah satu karyanya.
Lien mengharapkan, karyanya dapat jadi motivasi untuk pasien bersihkan darah di semua Indonesia dan dapat jadi ide untuk pembaca yang masih tetap sehat untuk makin mensyukuri nikmat sehat yang Tuhan beri (hal 165). Ke-3, gabung dengan komune. Komune sangat mungkin anggotanya sama-sama sharing, demikian yang dihadapi Lien saat ikuti komune Hidup Ginjal Muda.
Group yang diprakarsai oleh pasien bersihkan darah, Yediya Thomas Pamatan (alm), ini buat Lien temukan tempat untuk sharing narasi, sharing semangat, sharing keinginan, sharing kasih, sharing cinta, sharing senyum, sharing tawa, dan sharing pengetahuan yang berguna (hal 163). Group ini mengajak anggotanya untuk jadi pasien tidak berhasil ginjal kritis yang antigalau. Ke-4, mengingat mati. Mengingat mati buat sadar kalau ada kehidupan beda yang lebih penting dari pada dunia hingga rugi bila harus hancur oleh kehilangan dan desakan dunia.
Kesadaran juga akan kematianlah yang buat Lien memakai hidupnya dengan baik dengan mendekatkan diri pada Tuhan dan sharing pada sesama. Ke-5, bersukur. Lien mengingat nikmat-nikmat yang sudah Tuhan beri padanya untuk tetaplah dapat bersukur di saat sakit kritis. Selama 25 th. Lien memperoleh napas yang lega, badan yang bercahaya, desakan darah yang normal, kandungan sel darah merah yang stabil, dan tulang yang kuat dan baru sembilan th. Tuhan mengujinya.
Ini buat Lien memantangkan diri untuk mengaduh, bahkan juga bersukur atas nikmat-nikmat yang masih tetap diberi Tuhan seperti masih tetap dapat jalan, lihat, mendengar, akal, dan iman. Cerita riil ini sangat mengharukan, penuh motivasi dan ide. Selamat membaca!
0 komentar:
Posting Komentar